Sidomukti, 12 Agustus 2025 — Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit Tuberkulosis (TBC), Pemerintah Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember bekerja sama dengan Puskesmas Mayang menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan TBC, Selasa (12/8/2025) di Balai Desa Sidomukti.
Kegiatan ini dimulai pukul 10.30 WIB dan berlangsung hingga pukul 12.00 WIB dengan dihadiri berbagai unsur masyarakat dan instansi terkait. Tampak hadir Kepala Desa Sidomukti Sunardi Hadi beserta perangkat desa, perwakilan Puskesmas Mayang dr. Dilli Yudistira selaku narasumber, Babinsa Sidomukti Peltu Mustofa, Bhabinkamtibmas Aiptu Rachmad S, Satpol PP, bidan desa, kader Posyandu, mahasiswa KKN kelompok 058, serta puluhan warga yang antusias mengikuti acara ini.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Sidomukti, Sunardi Hadi, mengapresiasi sinergi yang terjalin antara pemerintah desa, tenaga medis, aparat keamanan, dan masyarakat. Ia menegaskan bahwa TBC masih menjadi salah satu ancaman kesehatan masyarakat yang membutuhkan perhatian serius. “TBC masih menjadi ancaman serius di masyarakat, namun dengan edukasi yang tepat dan kesadaran bersama, kita bisa mencegah dan menanggulanginya. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini,” ujarnya.
Sebagai narasumber, dr. Dilli Yudistira memaparkan materi secara komprehensif terkait penyakit TBC, mulai dari definisi, penyebab, gejala, hingga metode penularannya. Ia menekankan bahwa TBC merupakan penyakit menular yang menyerang paru-paru dan dapat menyebar melalui udara ketika penderita batuk atau bersin. “Kunci utama pencegahan TBC adalah deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan tidak menghentikan pengobatan sebelum tuntas,” jelasnya.
Selain itu, dr. Dilli juga mengajak masyarakat untuk tidak memberi stigma negatif kepada penderita TBC, karena hal tersebut dapat menghambat upaya penemuan kasus dan pengobatan. Ia juga memberikan panduan praktis kepada kader Posyandu untuk melakukan skrining gejala TBC di masyarakat, seperti batuk berkepanjangan, demam, penurunan berat badan, dan keringat di malam hari.
Acara berlangsung interaktif, dengan sesi tanya jawab yang dimanfaatkan peserta untuk berkonsultasi langsung mengenai kasus-kasus yang mereka temui di lapangan. Beberapa kader Posyandu juga berbagi pengalaman dalam mendampingi warga yang sedang menjalani pengobatan TBC.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama, menandai komitmen semua pihak untuk membentuk masyarakat Sidomukti yang lebih peduli pada kesehatan lingkungan dan aktif mendukung program pemberantasan TBC. Harapannya, sosialisasi ini dapat menjadi langkah awal yang konkret dalam memutus mata rantai penularan TBC di Desa Sidomukti.